Sunday, October 17, 2010

Realizing truth

Hi,
3 hari ini aku habiskan dengan bersenang-senang dengan teman-temanku yang berasal dari provinsi yang sama. Medan. Aku sibuk memanjakan diriku tanpa sedikitpun memikirkan final exam yang sebentar lagi akan kami hadapi. Aku lupa sama sekali dengan ujian. Aku sibuk bermain-main dengan kesenanganku dan melupakan kenyataan kalau aku sama sekali belum punya persiapan.

Segala halnya terasa menyenangkan tiga hari ini. Hanya saja, tiga hari ini juga membuatku menyadari kalau sebenarnya aku nggak pernah bisa punya teman baik. Aku kira, aku dan Ailie (temanku dari Malaysia) bisa berteman baik, begitu juga dengan Catherine (temanku dari Penang), tapi belakangan aku menyadari kalau aku dan mereka berbeda. Lama kelamaan aku capek juga berada di dekat mereka. Saat aku sedang nggak ingin kemana-mana, mereka memaksaku keluar, saat aku ingin belajar dan nggak ingin ada yang mengganggu, mereka malah mengancam bakal menonton anime kesukaanku tanpa aku. Itu membuatku merasa muak.

Aku pikir, kami sama sekali nggak cocok. Dan aku sendiri nggak mau meneruskan permainan persahabatan pura-pura ini. Terkadang aku juga merasa kalau candaan mereka nggak lucu, malah cenderung melukai orang lain. Itu benar-benar membuatku lelah.

I quit. I am really sick of them.

Well, ternyata benar kata orang. Teman-teman dari negara yang sama itu memang lebih mudah dipahami dan memahami. Aku lebih memilih berteman dengan mereka (Felita dkk) daripada berteman dengan orang yang taunya cuman bisa mencibiriku (walau maksud mereka bercanda, tapi mereka udah kelewatan)

And now I just realized the truth, it hurts me, but well yah, it's the truth. I prefer face the truth to pretend nobody is hurt. Then, once again I say, I quit.

Sampai sekarang aku masih belum merasa aku menemukan teman yang benar-benar bisa memahami aku. Tentu saja, jangankan mereka, aku sendiri masih belum bisa sepenuhnya memahami diriku sendiri. Hanya saja, satu lagi kenyataan yang kutemukan dari diriku, aku ingin sekali memiliki seorang teman yang benar-benar bisa menerimaku apa adanya. Bukan teman yang hanya ingin mendapatkan keuntungan dariku, atau teman yang hanya menjadikanku sebagai ban serap. Aku nggak ingin itu.

Well, I just wanna admit, in 16 years my life time, I never find a best friend of mine (if Adev is considered as best friend, well then I have only 1)

Jya ne
~Asa~

2 comments:

  1. ndak ada orang yg bakal persis sama, bisa nyamain semua hobi dll. kalau misalnya lu pengen smua orang meneysuaikan diri untuk lu, lu ndak bakal punya tmen baik yg lu harapkan. sesuaikian diri dengan orang laen, give in here and there, and you'll find one.

    -iaj2y

    ReplyDelete
  2. uda coba, Jack, sampe capek malah nyoba begitu. Capek lah di bully mulu, emang tau sih mereka cuman bercanda, tapi kan kalo keterlaluan rasanya ngeselin juga.
    Oh ya, ralat ralat. Sekarang baru sadar. Aku punya 1 best friend, kok waktu SMA. Itu juga karena aku brusaha mnyesuaikan diri ama dy, dan dy juga brusaha menyesuaikan diri ama aku. Jadi barengan, mknya bisa cocok lol

    ReplyDelete