Sunday, October 14, 2012

When everything seems to be so hard

Lately I realize that I've been so pampered all the time. I have to wake up. I am no longer my mom's little girl. I've grown up. No, not yet. I have to grow up. But I guess, being mature is not something very easy to be accomplished.

Everything seems to be very hard to me. I am just good at faking. Sure, feel free to call me a coward. I am wearing a mask. I am ugly inside and if you really can notice it, I am not as strong as you think. I am too fragile and just not ready to face the world.

The world outside is just too scary. I am not brave and tough enough to stand on my own feet. I am hurt again and again. Sometimes I just feel like hiding in my room because I am just scared that someone will hurt me again. Sometimes I just hate to love again because it is just too painful when someone has to leave me or just let me go without words. Sometimes I just feel so tired of living.

Have you heard it before? When people said, "Losing your sight is not scary, the scariest thing is when you lose your vision."

What is scarier than it? I experience it. I no longer have a vision. Why am I here? Where has the spirit gone? What is the purpose of my life? I don't know. I lost it some time ago. When it happens, everything just seems to be so hard to me. Even waking up in the morning turns to be a pain for me. I hate being alive. Forgive me for that, God.

I tried to pray, but did it work? I have no answer. I am so clueless.

I need motivation. I need somebody to ensure me that my life is worth living again and again. Once is just not enough because I have been suffering too deep in my depression. And what did I get? Everyone just seems to hate me. I always look bad in people's eyes, even when I have worn the mask.

Anyone has idea about the good things on me, so I won't be too depressed like these days? I know no one will be able to tell me 'cause I don't have any.

Want me to be grateful? I was. But now I forget how to be thankful since I have trapped in my own sorrow for quite some time.

Forgive me, Lord.

~Asa~


Thursday, October 4, 2012

Harapan

Aku tau aku egois. Manusia mana yang nggak? Waktu aku berpikir lagi dan lagi, setiap malam, setiap detik, bayangkan, I've never been this thoughtful before. Yang aku pikirkan hanyalah betapa bercelahnya aku. Betapa nggak sempurnanya aku. Aku cuman cewek bodoh yang terlalu cepat senang dan juga cepat kecewa. Aku cepat berubah pikiran, terkadang kehilangan pendirian hanya karena dikendalikan perasaan. Berkali-kali aku mencoba untuk nggak mengandalkan perasaanku, tapi yang ada aku malah meremukkan hatiku sendiri. Dan rasanya, nggak pernah nyaman.

Saat seluruh pandangan tertutupi kabut, yang aku inginkan hanyalah sebuah cahaya kecil, walau jauh dan hampir tak terjangkau, it's okay. Asalkan cahaya itu masih di sana, asalkan harapan itu masih ada walau udah redup. Aku rela. Aku mau berlari ke sana seberapa sulitnya pun itu. Aku bakal mengejar harapan itu. Tapi saat harapan redup aku lihat akhirnya padam, aku nggak tau harus gimana. Aku hancur, berkeping-keping dan mungkin nggak akan bisa bangkit lagi. Gimana mungkin, satu-satunya cahaya yang kupunya malah menghilang dan pergi. Gimana aku harus lanjut berjalan?

Aku memohon. Aku membuang harga diri dan mulai mengandalkan keegoisanku demi sebuah harapan kecil. Aku bilang pada diriku sendiri kalau sebuah harapan saja berarti banyak buatku. Aku rela berjuang mati-matian, nggak ada yang salah dengan itu. Kalau dipikir-pikir aku memang bodoh, memperjuangkan sesuatu yang nggak pernah pasti. Aku berjudi dengan hidupku. Aku nggak bisa membayangkan suatu saat nanti kalau cahaya itu benar-benar pergi untuk selamanya dan nggak akan pernah kembali lagi. Gimana aku bisa terus berjalan?

Aku benar-benar nggak tau kenapa semuanya jadi begini. Sesuatu yang awalnya bisa aku lihat dengan jelas, yang bahkan bisa kupegang dengan erat, melesat pergi dari tanganku begitu saja dan aku bahkan nggak bisa melihatnya sejelas yang dulu. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk terus berjalan mengejar cahaya itu apapun resikonya, tapi aku nggak bisa jalan sendiri. Gimana aku bisa menjadi kuat kalau aku sendiri? Aku takut. Aku takut kalau sampai akhirnya aku terus berjalan sendiri dan cahaya itu lenyap di depan mataku. Aku beneran takut. Aku takut dibenci. Aku takut diabaikan. Aku takut dibuang. Aku nggak lebih dari seorang pengecut yang nggak bisa berani berjalan dengan kedua kakinya, kan?

Yang aku inginkan hanyalah genggaman tangan dan sebuah suara yang bersedia menemaniku hingga akhir. Nggak lebih dari itu.

~Asa~