Wednesday, October 20, 2010

I hate myself

Dear blog,
Cuman kamu satu-satunya yang jadi pendengar setiaku. Aku tau ini benar-benar kekanak-kanakkan, tapi aku nggak tau harus gimana. Aku nggak tau dimana aku harus menuangkan apa yang aku rasakan kalau nggak di kamu. Aku tau aku nggak bisa menuliskan hal yang kupikirkan sebebas-bebasnya, apalagi di facebook yang membodohi orang itu, aku benar-benar nggak merasa bebas.

Hi blog, padahal kukira aku bisa bicara dengan bebas di sini. Tapi ternyata nggak juga. Kalau begitu, dengan siapa aku bisa menuangkan semua yang aku rasakan? Apa emang gak ada cara supaya aku bisa menuliskan semua yang aku pikirkan?

Sebenarnya aku kira nggak bakal ada orang yang membaca blogku (aku berharap begitu), tapi ternyata ada juga yang membacanya (aku memang menuliskan link blogku di bagian kiri profileku, yang kukira bakal diabaikan dengan mudah). Dan jujur, sekarang aku kehilangan tempat dimana aku bisa menulis sebebasnya. Itu membuatku benar-benar sedih. Kalau aku sendirian, aku pasti bakal menangis keras-keras di bantalku. Aku harus berterima kasih juga pada Felita yang nggak tau apa-apa, yang sedang belajar di meja sebelah, setidaknya dia memotivasiku untuk menahan air mata.

Dear blog, apa semua yang aku lakukan salah? Aku nggak tau aku ini terlalu keras kepala (nggak mau mengakui kesalahan), atau memang mereka yang terlalu kasar. Kalau saja mereka bicara baik-baik padaku, pasti nggak akan begini jadinya. Aku kesal cara bicara mereka padaku, seakan-akan mereka pemilik resmi dunia ini sedangkan aku cuma menumpang (aku tau semua manusia cuman menumpang di dunia ini, karena Tuhan pemiliknya), tapi tolong, nggak bisakah mereka menghormatiku sedikit saja?

Aku bukan tipe orang yang tega menjelek-jelekkan orang lain di belakang, tapi aku tipe orang yang nggak sadar dengan apa yang kuucapkan dan biasanya semua orang salah paham dengan maksud perkataanku. Aku memang blak-blakkan, tapi aku berusaha untuk nggak menyakiti orang lain. Benar. Sumpah. Hanya saja mungkin usahaku belum cukup keras. Masih saja ada orang super sensitive yang tersinggung dengan apa yang kutulis.

Maaf, kalau memang begitu. Aku sedang belajar menjadi dewasa. Walau aku baru akan berumur 17 tahun, tapi aku berusaha untuk menjadi dewasa. Aku berusaha keras hingga kadang aku merasa hatiku sendiri kebas.

Tapi, aku masih saja bertanya-tanya dengan otakku yang terbatas. Kenapa orang lain boleh menyakitiku tapi aku nggak boleh menyakiti mereka? Sampai pada akhirnya, orang lain yang menyakitiku, tapi malah aku yang merasa bersalah. Selalu begitu. Itu benar-benar menyebalkan. Aku nggak pernah bisa jadi orang jahat. Sial!

Now, how I hate myself!

~Asa~

No comments:

Post a Comment