Wednesday, July 27, 2011

New semester

My third semester in Monash started just around 3 days ago. This is still my first week, so I won't be really busy. But right after the labs start, sure I will be dead meat. I have three labs, as usual, and my time table is really packed. I am not even sure that I have time for lunch on Tuesday. Well it's okay. I am get used to it already since I have experienced something worse last semester. Or is this semester worse than last semester?  Err. I don't know. The only thing I know is I SURVIVE until now, but NEXT semester will be the WORST.

I repeat it. THE WORST.

I still insist on my own opinion that Food Science students should have more food subjects instead of having SCI 2010, or Recombinant DNA etc. So yea, the only subject I can enjoy (this is my first impression though) is only CHM 2962; Food Chemistry. And the rests... I almost fell asleep everytime the lecturers started to talk. The other subjects are boring. And I am not really interested in them too.

But this semester I'm wishing for better result. I should be more hardworking than EVER! Because I know if I still keep my lazy habits with me, I won't make any change. So yea, you understand what I mean right? And my surprise, some juniors said that I'm truly hardworking. First, I thought, "What kind of joke is that?" but then I heard my Japanese teacher said so and I came to a conclusion. I look like a hardworking girl, but in fact I am not. Pity, many people are  fooled by my look. LOL XD

By the way, I've signed up again for my Japanese class, since I stopped for likely 1-2 months. I just knew that I am now an "intermediate" student, no longer a "beginner". I am slightly happy, dunno why. Hehe. Maybe it means I am a step closer to my dream (to master Japanese soon).

Oh ya, I think I should be thrifty a bit. I've spent A LOT of money since I arrived here. I feel so guilty. But my mom said it's okay as long as I spent it in a right way (I mean for Japanese class, accommodation, food and other necessities, not like shopping branded stuffs etc.) Oh yea, and watching movies is a necessity for me :P

Well then. I should end it here or else somebody's gonna fall asleep :P

~Asa~

Wednesday, July 20, 2011

Untitled

This is ridiculous. But unfortunately, no one is laughing.

I am done.

I am done with this.

~Asa~

Just Imagine :)

Imagine...
If every life is like a fairytale,
always ends with happy ending,
always ends with bright smile on everyone's face,
always ends with tears of joy,
There will only be an everlasting happiness.

Imagine...
You can get everything you want,
There won't be suffering,
There won't be sorrow,
There won't be despair,
And it won't be this exhausting.

Imagine...
If the person you love,
smile at you peacefully,
look at you in the eyes and say, "I'll never leave."
There won't be farewell.
There won't be pain.
And it won't hurt this much.

But will it be any difference?

Is it called perfection?

Or is it called "selfish"?

As I know, perfection is not only how you are being rich and beautiful or it is not just only when you get everything you want. Perfection is not only loving someone with all your heart and giving up the rests.

Perfection is also about letting go.

~Asa~

Sunday, July 17, 2011

Terang. Redup. Terang. Redup

Mungkin benar kata orang-orang. Jangan bermimpi terlalu tinggi, karena sekali kamu terjatuh, bakal bukan main sakitnya. Mungkin topik seperti ini udah terlalu umum untuk dibicarakan.


Jadi yang terang, redup, terang, redup itu mimpiku. Kalau kalian tanya, mimpi yang mana? Mimpi terbesarku. Mimpi yang udah kutemukan sejak aku masih duduk di bangku SMP. Mimpi yang udah sangat dekat, aku hanya perlu menjulurkan tanganku sedikit lebih jauh, tapi mungkin sayangnya tanganku terlalu pendek untuk itu, dan aku belum juga berhasil. Mimpi itu juga adalah mimpi yang selalu ingin kubuktikan bahkan sejak sebelum aku menemukannya. Aku punya motivasi yang cukup mulia untuk mewujudkannya. Tapi entah kenapa sampai sekarang mimpi itu belum tercapai, seakan semua kerja kerasku belum cukup, seakan semua talenta yang kumiliki palsu, dan seakan semua doa yang kupanjatkan tak cukup kuat.

Tapi kecintaanku akan menulis lebih kuat daripada keinginanku untuk menyerah. Aku cinta akan menulis bahkan jauh sebelum aku sadar akan itu. Dan seberapa besar cinta itu, nggak akan bisa terlukiskan dengan kata-kata. Intinya, seberapa besar cinta itu adalah sesuatu yang nggak ternilai. Tapi, apa cinta aja cukup untuk mewujudkan mimpi?

Jangan bilang aku nggak bekerja keras untuk yang satu ini. Aku berjuang, menaruh harapan tapi gagal. Aku berjuang lagi, menaruh harapan lagi, tapi gagal lagi. Begitu seterusnya sampai aku lelah dan benar-benar kepengen vakum dari menulis (ceilehh, serasa penulis terkenal aja). Aku berhenti selama beberapa bulan. Tapi nggak sanggup. Menulis satu-satunya hal yang kucintai sangat dalam dan bertahan sangat lama--bertahun-tahun sejak SMP sampai sekarang. Aku nggak bisa mencintai hal lain sedalam aku mencintai menulis. Aku nggak punya keinginan lain yang lebih besar selain keinginanku untuk jadi penulis. Bahkan keinginanku untuk cepat-cepat menguasai bahasa Jepang dan tinggal di negeri itu di masa depan nanti juga nggak bisa mengalahkan seberapa kuat hasrat terpendamku untuk jadi penulis. Dengan kalimat lain yang dipersingkat, aku nggak mampu hidup tanpa menulis. Menulis udah seperti nafas buatku. I can't live without it.

Tapi jangan salah. Aku menulis bukan hanya karena kecintaan semata. Aku menulis karena aku ingin tulisanku setidaknya memberikan 'sesuatu' pada orang yang membacanya. Karena dengan begitulah aku baru pantas disebut 'penulis'. Dan kalau aku gagal memberikan suatu pelajaran bagi pembaca, itu artinya aku juga gagal dalam ambisiku menjadi penulis.

Harus berapa lama aku bermimpi? Atau memang ini emang cuman ditakdirkan sebagai "mimpi" dan bukan "kenyataan"? Kapan mimpi ini bisa jadi kenyataan? Apa aku masih belum cukup lama bersabar?
Aku benar-benar nggak mengerti dimana letak kesalahan yang harus kuperbaiki. Aku nggak pernah bilang kalau aku sempurna juga, since I knew no one's perfect. Tapi kenapa sih susah sekali mewujudkan mimpi yang satu ini? Aku nggak merasa lebih buruk dari penulis-penulis yang berhasil menerbitkan karyanya, tapi kenapa? Kenapa? Setelah sekian lama mana bisa aku terus duduk diam bersabar sementara aku udah mencoba terlalu keras hingga hatiku ikutan kebas.

Sebenarnya sewaktu salah satu penulis yang udah berhasil menerbitkan novel membaca karyaku dan dia bilang kalau karya itu ada sesuatu yang "bagus banget", plus dia menyuruhku mengirimkan ke salah satu penerbit, aku merasa hidupku berada dalam titik terang. Tapi kalau memikirkan karyaku bakal ditolak lagi, itu membuatku mundur ke titik redup. Istilahnya, aku maju selangkah tapi mundur tiga langkah. Bukan sesuatu yang benar-benar brilian untuk ditiru.

Jadi sebenarnya kegagalan-kegagalan itu ada di kepalaku sendiri. Actually, if we never try, we'll never know. Tapi aku benar-benar takut bakal ditolak lagi, mengingat satu penerbit udah menolak naskahku mentah-mentah dan itu cukup bikin aku berada dalam titik GELAP selama berminggu-minggu. aku benar-benar berharap kalau kali ini karyaku bisa diterima. I wanna be a writer. Bukan karena uang. Bukan karena nama. Tapi karena cinta dan keinginan.

Terang. Redup. Terang. Redup. Aku harap lanjutannya BUKAN "Gelap Gulita" atau "Mati" atau "Nggak nyala lagi". Aku ingin lanjutannya "TERANG BENDERANG" "TERUS MENYALA" semacam itu. Well, tapi aku nggak mau berharap terlalu banyak. Too much hope will kill you.


Jadi bolehkah aku terus mencintai menulis? Atau sebaiknya aku nyerah aja?

Aku lebih memilih yang pertama. Tapi kalau semua kecintaan itu berakhir sia-sia, mungkin pilihan kedua nggak bakal jadi sebegitu buruknya.

~Asa~

Thursday, July 14, 2011

Holidays

Hey guys, this time, let the photos tell you how fun my holiday was! =D













~Asa~

Monday, July 11, 2011

Vandalism

Pertama-tama saya ucapkan terimakasih pada TYME atas berkatnya pada hari ini hingga saya dapat... (oke stop stop, ini bukan kata pengantar)... Jadi yah, actually I'm so grateful bisa travel ke Jakarta dan Bandung with my Mom and Brother. Okay, stop with Inggris campur-campur. I'd like to use Indonesian since I've always been using English.

The trip was fun. Perjalannya benar-benar asyik. Aku menikmati liburan kali ini, karena rasanya menyenangkan aja bisa melihat sisi lain dari Indonesia. I enjoyed it very much. Ngomong-ngomong, Jakarta dan Bandung itu luar biasa. Jakarta contohnya, oke, lepas dari kenyataan kalau Jakarta adalah tempat yang tepat buat menumbuhkan jerawat dan komedo dengan tingkat kepengapan, kemacetan dan kepadatan yang udah nggak tertolong lagi, sebenarnya Jakarta benar-benar suatu kota yang hebat! Pembangunannya luar biasa. Metropolitan. Mau apa aja ada. Hanya aja, lalu lintas Jakarta kurang diatur dan itu yang menimbulkan sisi-sisi buruk buat masyarakat.

Sedangkan Bandung, well, Bandung is more than awesome. Bicara jujur, sebenarnya aku jatuh cinta berat sama Bandung sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku di sana. Mungkin Bandung bukan kota yang terlalu besar. Seingatku juga, dalam pelajaran sejarah dulu dulu sekali, Bandung adalah kota peristirahatan. Dan sekarang kota itu maju pesat! Banyak gedung-gedung tinggi tapi masih aja terasa kental nilai kebudayaannya. Pantas aja banyak turis yang datang ke Bandung.

Well, talking about Bandung, what's good in Bandung?

Aku nggak begitu mengerti soal tempat-tempat bersejarah. Aku cuman mengunjungi beberapa tempat wisata di sana: Gn. Tangkuban Parahu, Kawah Putih dan Kampung Daun. Dan sungguh, semua tempat itu benar-benar hebat! Hanya saja yang membuatku kecewa, ternyata di muka bumi ini masih ada saja orang-orang yang bertingkah kekanak-kanakkan yang mengira aksi "perusakan lingkungan" mereka adalah sesuatu yang keren.

Contohnya aja nih ya, sewaktu mengunjungi Kawah Putih, aku melihat banyak coretan-coretan di monumen dan bebatuan yang di sana. Ada yang sengaja menuliskan nama mereka di bebatuan di sana. Oh come on, apa sih yang mereka pikirkan? Apa sih mau mereka? Mereka mau menunjukkan kalau mereka pernah datang ke tempat itu? Hey, mereka bisa mengabadikannya lewat foto dan itu jelas jauh lebih indah dan bijaksana daripada dengan cara menyorat-nyoret benda-benda bersejarah! Yang mereka lakukan itu nggak lain dan nggak bukan hanyalah merusak objek-objek wisata dan menghancurkan nilai sejarah suatu benda. Dan itu sama sekali NGGAK keren.

Jujur ya, aku marah banget waktu melihat corat-coret itu di sana. Oke, mungkin aku bukan Lie Eng Hok yang punya jiwa nasionalis yang sangat tinggi, yang rela berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tapi aku tetap marah melihat tempat-tempat yang sangat berarti di negaraku di corat-coret dan dirusak seenaknya. Ini sama halnya seperti ini: aku seenaknya masuk ke rumahmu, menghancurkan perabotan rumahmu, lalu masuk ke kamarmu dan mencorat-coret dinding kamarmu.

Dan menurutmu, perbuatanku itu keren? Nggak kan? Itu sama halnya dengan saat kamu merusak salah satu objek wisata atau saat kamu menghancurkan nilai sejarah suatu benda atau tempat. Nggak ada yang hebat dengan aksi itu.

Karena itu aku menghimbau buat semuanya, mungkin kita emang nggak bisa berperan dalam kemajuan negara, atau kita mungkin nggak bisa jadi orang-orang yang memberantas vandalism, tapi apa sulit buat kita untuk NGGAK merusak sesuatu yang udah ada? Apa sesulit itu mempertahankannya?

Oke, ini bukan kampanye. Jadi sebelum kalian benar-benar tertidur saat membaca blog ini, mendingan aku sudahi di sini aja. Ini cuman opiniku dan kalau kalian nggak setuju dengan apa yang kutulis di sini, kita bisa bertukar pikiran dan nggak harus ada yang tersinggung karenanya. Last but not least, maaf kalau apa yang kutulis ini cuman berdasar dari aksi sok tau dan sok peduliku akan lingkungan karena sebenarnya aku juga bukan pencinta alam.

So yea, thanks for those who read this.

~Asa~

Sunday, July 10, 2011

Results

So yea, the result for my second semester in Monash is...

Bad. Well, actually I feel relieved I passed all the subjects. I made some progress though, but still the marks are far from what I've expected. On the other side, the disappointment grows really strong. I should have done better =(

Well, it's okay. As long as I've tried my best. Still, I feel so grateful that I passed my Biotech. I was scared I would fail this subject since I was sick during the exam. But, God is good all the time. He listens to every prayer. Thanks Lord =)

I'm ready for my second year. I'll definitely do better than this. By the way, time flies, huh? I'm a senior in university life now. Hohoho XD (I don't know for what reason I feel so happy =P)

How's your results guys? I hope everything goes well too =)

Thanks friends for your concern. Love ya =*

~Asa~