Thursday, August 1, 2013

Learning through pain

Menakjubkan rasanya gimana suatu hal bisa mengubah karakter seseorang untuk selamanya. Setelah sharing dengan beberapa teman (yang nggak bakal aku sebut namanya di sini), kami semua sepakat kalau terkadang manusia hanya bisa belajar dengan cara yang menyakitkan. And it's amazing that such pain was able to change your entire life. Saat kita merenungkan segala hal yang pernah kita lalui, di masa depan nanti kita bakal sadar seberapa besar peran dari hal tersebut hingga mampu mengubah seluruh hidup kita.

Terkadang pasti kita sering menyalahkan diri kita sendiri, menyesali segala sesuatu yang udah kita lakukan atau malah yang belum sempat kita lalukan. Itu normal. Setiap manusia pernah merasakan hal tersebut. Tapi pernahkah sesekali kita mesnyukuri bahwa rasa sakit yang pernah kita alami telah menjelma kita menjadi seseorang yang kuat dan tak terkalahkan? Well, seumur hidup kita, kita belajar. We never stop learning, don't we? Kegagalan adalah pelajaran. Hubungan yang gagal bukan berarti penyesalan, melainkan pelajaran. Mungkin kita nggak akan mengerti sekarang, tapi suatu saat nanti. Rasa sakit, keringat, air mata dan keluh kesah adalah bukti dari pengorbanan yang telah kita berikan untuk belajar menjadi lebih kuat.

Manusia itu sulit dimengerti, nggak pernah puas, selalu lupa bersyukur dan selalu mencari kesempatan dan keuntungan dalam kesempitan. Itulah alasan mengapa dunia ini nggak pernah adil. Bukan Tuhan yang nggak adil, tapi manusianya. Menyedihkan ya? Kalau kalian tau, dulu ada seorang anak kecil yang masih tinggal dalam dunia inosennya, belum pernah melihat kejamnya dunia dan tamaknya manusia, Apa yang terjadi kemudian? Anak kecil itu selalu merasa dilukai, nggak berani mengangkat wajahnya dan tersenyum, selalu merasa ada yang salah dalam diri orang-orang di sekitarnya. Dan lagi-lagi siapa yang peduli? Toh, pada dasarnya dunia ini memang kejam. Ingin sesuap nasi? Bekerjalah banting tulang. Nggak ada yang gratis, tolong-menolong juga minim, yang bisa kau lakukan hanyalah berjalan sendiri. Dan kembali pada sang anak, saat ia benar-benar jatuh ke dalam lubang kesendiriannya, dia termenung dan menunggu. Akhirnya dia sadar, bukan orang-orang di sekitarnya yang salah. Tapi, kesalahan itu terletak pada dirinya. Dia benci mengakuinya, tapi satu hal yang perlu dia perlu tau kalau dia nggak lagi tinggal di dunianya yang penuh kasih sayang dan perhatian. Dia tinggal di dunia orang dewasa yang kejam, kasar dan tamak. Saat itulah dia mengerti kalau rasa sakit-lah yang membuatnya mengerti dunia.

Untuk kalian di luar sana yang masih berada dalam comfort zone kalian, ketahuilah bahwa saat kalian keluar nanti, saat kalian belajar dengan cara yang luar biasa menyakitkan, mengertilah bahwa bukannya Tuhan kejam, tapi hanya dengan cara demikian kalian bisa belajar. Jadi, bukannya malah bersungut-sungut, tapi angkat wajah kalian tinggi-tinggi dan bilang pada dunia kalau kalian nggak akan pernah kalah. Karakter seseorang dibangun berdasarkan hal-hal yang pernah ia alami, oleh orang-orang yang pernah ia temui dan pernah masuk dalam kehidupannya. Ketika orang-orang itu memutuskan untuk pergi dan nggak pernah kembali, you just now that he/she never belongs to you, they're just meant to be lessons. Hargai semua itu, abadikan semua pengalaman yang pernah kalian dapatkan dari mereka. Lupakan orang-orang yang pernah menyakiti, tapi selalu ingat apa yang kita pelajari. Cintai mereka yang datang dan nggak pernah pergi. Jangan pernah lepaskan. Sekali lagi. Jangan pernah lepaskan mereka yang mencintai kamu. Contohnya? Keluarga.

Saat itu jugalah kalian mengerti kalau hidup sebenarnya nggak pernah complicated. 

Well, I have so many things in my mind that I want to share. And writing is the only way to express my feeling. And please remind me to read this post again if in the future I am becoming a jerk who does not value life. I was once yeah. But at least for now, I am so grateful that so many of you actually do care of me. Again, I promise, I am going to be someone better than I used to.

ASA

No comments:

Post a Comment